Tugas Softskill
Bahasa Indonesia II
Universitas Gunadarma
“PARAGRAF”
Kelompok : Annisa
Fitri
Ira Nirmala
Nanda Dwi Cahyani
Tomy Prasetyo
Kelas : 3EB22
– 2014/2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan adalah salah
satu media yang banyak digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran, baik
konseptual maupun yang disertai bukti empiris. Makin efektif tulisan yang
dibuat, makin tinggi kemungkinan tulisan dipahami oleh pembaca.
Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraf memperbincangkan
satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini
menjadi penting agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang
disampaikan dengan benar.
Selain pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita juga
diharuskan memahami hal-halyang berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang paragraf/alinea dan hal-hal
yang berhubungan dengan paragraf/alinea, makalah sederhana ini mencoba
menguraikan semua point-point yang ada dan disajikan pada bab II pembahasan
masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan
makalah ini adalah
1. Apa
itu paragraf atau alinea?
2. Apa
saja fungsi paragraf atau alinea?
3. Apa
saja syarat-syarat paragraf atau alinea?
4. Bagaimana
pembagian paragraf atau alinea menurut jenisnya?
5. Apa
tanda paragraf atau alinea?
6. Bagaimana
rangka/struktur paragraf atau alinea?
7. Bagaimana
posisi kalimat topik paragraf atau alinea?
8. Untuk
apa pengembangan paragraf atau alinea itu?
9. Bagaiman
teknik pengembangan paragraf atau alinea?
10. Bagaimana
pengembangan paragraf menurut teknik pemaparannya?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka
tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk
mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering digunakan
dalam kegiatan karya tulis.
2. Untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu sendiri,
mulai
Dari syarat sebuah paragraf atau hingga berbagai macam bentuk paragraf
atau alinea berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan makalah ini kami, kami menggunakan metode
kepustakaan sebagai metode utama yang meliputi pencarian informasi yang
berkaitan dengan paragraf atau alinea melalui buku-buku pembelajaran serta
browsing internet.
1.5 Manfaat Penulisan
Manfaat yamg diharapkan dari penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa
dan mahasiswi mampu memahami pengertian paragraf atau alinea yang sering
digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Mampu
memahami hal-hal berkaitan
dengan paragraf atau alinea yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah,
seperti jenis-jenis paragraf/alinea, struktur paragraf/alinea, manfaat
pengembangan paragaf/alinea hingga teknik pengembangan paragraf/alinea.
3. Dapat
menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat dijadikan acuan
atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.
BAB II
PARAGRAF DALAM BAHASA INDONESIA
2.1 Pengertian Paragraf/Alinea
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari
bahasa Inggris paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani
para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan
kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai
dari baris baru” (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau alinea tidak dapat
dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut
Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan
gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf
(paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu
jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah
suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus
dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus
memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah
paragraf atau alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu
gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu
gagasan, paragraf atau alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih
dari satu paragraf atau alinea. Perhatikan contoh paragraf atau alinea di bawah
ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan
menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang
biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa
membusuk, umpamanya plastik, kaca, logam, kain, dan karet.
Dalam contoh paragraf atau alinea di atas terdapat satu pokok
pembicaraan, yaitu sampah (organik dan anorganik).
Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan
yangdihasilkan oleh paragraf atau alinea itu tentu lebih tinggi atau lebih luas
jika dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.
2.2 Fungsi Paragraf atau Alinea
Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu
pikiran yang tersusun logis dalam satu kesatuan.
b. Menandai
peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf.
c. Memudahkan
pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat memahami dengan
mudah.
d. Memudahkan
pengendalian variabel dalam karangan.
Berdasarkan uraian diatas kiranya menjadi jelas bahwa alinea atau
paragraf diperlukan untuk menulis karangan. Tanpa kemampuan menyusun paragraf
atau alinea, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan. Paragraf
atau alinea yang dijadikan contoh pada poin 2.1 sekaligus dapat dianggap sebagai
karangan sederhana. Karangan singkat yang hanya terdiri atas satu alinea itu
tentulah dapat dikembangkan menjadi karangan yang lebih panjang yang terdiri
atas beberapa paragraf atau alinea. Dengan pengembangan itu gagasan karangan
juga makin meluas. Demikianlah peranan paragraf atau alinea dalam membangun
gagasan karangan.
2.3 Syarat Pembentukan Paragraf/Alinea
Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif
mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya mngandung pikiran utama
dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat,
paragraf/alineaharus memenuhi persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67)
Adapun syarat-syarat tersebut antara lain.
Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud dengan kesatuan (unity)
adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema
tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa saja hanya memuat satu
hal saja. Sebuah paragraf/alinea yang mempunyai kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau
beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan
untuk menunjang maksud tunggal. Maksud tungggal itulah yang ingin disampaikan
penulis dalam paragraf/alinea itu (Keraf, 1980:67).
Jadi kesatuan atau unity di sini bukan berarti satu atau
singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk mendukung pikiran
utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali.
Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi
mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang
kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama
belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.
Apabila paragraf/alinea di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar mendukung gagasan utama.
Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk kesatuan ide (unity).
(2) Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah
paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang
baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang
membina paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca dengan
mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang
menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat
lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf,
1980:75).
Kepaduan bergantung dari penyusunan
detil-detil dan gagasan-gagasan sekian macam sehingga pembaca dapat melihat
dengan mudah hubungan antar bgaian-bagian tersebut. Jika sebuah paragraf/alinea tidak memliki kepaduan, maka pembaca
seolah-olah hanya menghadapi suatu kelompok kalimat yang masing-masing berdiri
lepas dari yang lain, masing-masing dengan gagasannya sendiri, bukan suatu
uraian yang integral.
Pendeknya sebuah paragraf/alinea yang tidak memiliki kepaduan yang baik, akan
menghadapkan pembaca dengn loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan,
menghadapkan pembaca dengan urutan waktu dan fakta yang tidak teratur, atau
pengembangan gagasan utamanya dengan perincian yang tidak logis dan tidak lagi
berorientasi kepada pokok uatama tadi.
Dengan demikian kalimat-kalimat dalam
paragraf bukanlah kalimat-kalimat yang dapat berdiri sendiri. Kalimat-kalimat
tersebut harus mempunyai hubungan timbal balik, artinya kalimat pertama
berhubungan dengan kalimat kedua, kalimat kedua berhubungan dengan kalimat
ketiga, demikian seterusnya. Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh.
a. Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau
disebut repetisi
b. Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi
c. Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d. Hubungan implisit atau penghilangan
kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase
transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81).
a. Hubungan yang menyatakan tambah terhadap
sesuatu yang telah disebut, misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula,
selanjutnya, di damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
b. Hubungan yang menyatakan pertentangan,
misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian,
biarpun, meskipun.
c. Hubungan yang menyatakan perbandingan,
misalnya: sama halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian,
sebagaimana.
d. Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya;
sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
e. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya:
untuk maksud itu, untuk maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
f. Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya
contoh intensifikasi: singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada
umumnya, dengan kata lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
g. Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya:
sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian.
h. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di
sini, di situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang benar.
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat
membosankan, sehingga tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah yang disajikan
dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui mahasiswa, atau
merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itu mahasiswa yang sudah mempelajari
bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau
sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun,
merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah
yang akan diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para
pengajar.
Perhatikan kata atau frase transisi yang
digunakan (digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase
transisi ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat
tidak jelas.
(3) Kejelasan
Suatu paragraf/alinea dikatakan lengkap, apabila kalimat topik
ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang
kalimat-kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini,
yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama atau
penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan
pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan
kalimat penjelas (detil-detil penunjang) dapat dilihat dari urutan rinciannya.
Rincian itu dapat diurut secara urutan waktu (kronologis), urutan logis,
terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang
(spasial), urutan proses, contoh-contoh dan dnegan detail fakta.
Pengait Paragraf/Alinea
Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa:
2.1 Ungkapan
penghubung transisi.
2.2 Kata
ganti.
2.3 Kata
kunci (pengulangan kata yang terpenting)
2.4 Pembagian Paragraf/Alinea menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat
tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1.
Paragraf/Alinea
Pembuka
Paragraf
ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang
akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan
perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini
ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf
pembuka harus mampu menjalankan fungsi
a. Menghantar
pokok pembicaraan.
b. Menarik
minat dan perhatian pembaca.
c. Menyiapkan
atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
2.
Paragraf/Alinea
Pengembangan
Paragraf
pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf
yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan
pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti
persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus
memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif,
dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada
halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf
pengembang di dalam karangan adalah
a. Mengemukakan
inti persoalan.
b. Mempersiapkan
dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c. Meringkas
alinea sebelumnya.
d. Menjelaskan
hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
3.
Paragraf/Alinea
Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan
atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf
penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian
sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau
bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.
2.1 Sebagai
bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
2.2 Isi
paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
2.3 Sebagai
bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan
yang mendalam bagi pembacanya.
2.5 Tanda Paragraf/Alinea
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan
memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin
ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar para pembaca mudah dapat melihat
permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya
yang tidak ditulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri.
Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan
jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
2.6 Rangka atau Struktur Paragraf
Sebelum membahas mengenai struktur paragraf, yang perlu kita
ketahui adalah ciri-ciri paragraf, yaitu:
a. Paragraf
menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
b. Setiap
paragraf menggunakan satu kalimat topik, selebihnya merupakan kalimat penjelas
dalam menguraikan kalimat topik.
c. Paragraf
mengunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas paragraf
hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka seluruh kalimat yang membangun
paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu kalimat
topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat
topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Kalimat ini
merupakan kalimat terpenting yang harus ada dalam setiap paragraf. Jika kalimat
topik tidak ada dalam satu paragraf, berarti ide paragraf itu juga tidak ada.
Adapun kalimat penjelas atau pendukung sesuai dengan namanya berfungsi
mendukung atau menjelaskan ide utama yang terdapat di dalam kalimat topik.
Ciri kalimat topik dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut.
Ciri kalimat topik:
a. Mengandung
permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan lebih lanjut.
b. Merupakan
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c. Mempunyai
arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu
paragraf.
d. Dapat
dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.
Ciri kalimat penjelas:
a. Sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)
b. Arti
kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf.
c. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung/transisi.
d. Isinya
berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat
memperjelas (mendukung) kalimat topik.
2.7 Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea
a. Pada
Awal Paragraf ( Deduktif)
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga
paragraf bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok
permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai
permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Media massa merupakan
salah satu sarana penting untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Melalui media massa
setiap hari disebarkan informasi yang memakai bahasa sebagai sarananya. Dalam
penyebaran informasi itu sudah barang tentu media massa senantiasa
memperhatikan pemakaian bahasa Indonesia. Dalam hubungan tersebut, media
massa telah memberi sumbangan yang berharga bagi pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia.
|
b. Akhir
Paragraf ( Induktif)
Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk
paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum).
Penyajian paragraf dengan
cara ini lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi
paragrafnya akan terasa lebih argumentatif.
Rumah sakit dengan
karyawan yang dapat bekerja secara efisien akan dapat mengatasi persaingan
yang ketat. Rumah sakit dewasa ini bukan lagi sebagai unit pelayanan sosial
semata, melainkan lebih merupakan unit pelayanan sosial-ekonomik. Rumah sakit
memerlukan manajer yang ahli menghitung pengelolaan investasi yang ditanam,
pengelolaan sumber daya manusia yang efisien, serta mampu menghitung dengan
tepat biaya pelayanan medis yang ditawarkan kepada pasien. Kini makin dirasakan perlunya
pemimpin rumah sakit yang mempunyai latar belakang pendidikan Manajemen.
|
c. Pada
awal dan akhir paragraf/alinea
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf/
alinea sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada akhir
paragraf/alinea akan lebih bersifat pengulangan atau penegasan kembali gagasan
utama paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea.
Pemerintah menyadari bahwa
rakyat Indonesia sangat memerlukan rumah murah, sehat, dan kuat. Departemen PU sudah lama
menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang
diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli.
Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula bahan perlit dapa dicetak
menurut keinginan seseorang.Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah
berusaha membangun rumah murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan
rakyat.
|
d. Pada
seluruh paragraf/alinea
Seluruh kalimat yang membangun paragraf/alinea sama pentingnya
sehingga tidak satu pun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian
bisa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu
dengan yang lain sama-sama penting. Paragraf/alinea semacam ini sering dijumpai
dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif.
Pagi hari itu aku duduk di bangku yang panjang dalam taman di
belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggallah. Sinar
matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bung beraneka warna.
Angin pegunungan membelai wajah, membawa harum. Ku hirup hawa pagi yang segar
sepuas-puasku.
|
2.8 Pengembangan Paragraf/Alinea
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik.
Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan
beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan
kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
2.9 Teknik Pengembangan Paragraf
Beberapa teknik pengembangan paragraf sebagai berikut:
2.1 Generalisasi
adalah pengembangan paragraf dengan mengambil kesimpulan secara umum
berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa yang dikemukakan harus
cukup dan dapat mewakili pengembangan paragraf tersebut.
Contoh: Setelah karangan anak - anak kelas tiga diperiksa,
ternyata Ali, Totok, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak- anak yang lain
mendapat nilai 7. Hanya Maman yang mendapat nilai 6, dan tidak seorang pun
mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan anak kelas 3 cukup pandai mengarang.
2.2 Analogi
adalah pengembangan paragraf dengan memperbandingkan dua hal yang banyak
persamaannya, sehingga dapat menarik kesimpulan dari persamaan tersebut. Dengan
tujuan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal pada perbandingan itu.
Contoh: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah
yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan,
sifatnya menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin
berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri
tegak. Demikian pula dengan manusia apabila diberi kepandaian atau kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
2.3 Klasifikasi
adalah pengenbangan dengan cara mengkelompokkan benda- benda yang memiliki
persaman ciri, sifat, bentuk, dan ukuran, agar terperinci dalam pengelompokkan.
Contoh: Ketika ribuan peserta Olimpiade Beijing 2008, puluhan ribu
warga London berpesta untuk merayakan kemenangannya dalam Olimpiade tersebut.
Tanpa kecuali Inggris pun melakukan hal yang sama, karena pada tahun 2012
Olimpiade akan dilaksanakan di Inggris, setiap negara bertarung untuk
memperebutkan posisi terbaik mereka dalam menorehkan prestasi. Dimana pada
Olimpiade Beijing, Inggris menorehkan prestasi terbaik dalam 100 tahun
terakhir, merebut posisi empat dengqn 19 emas, 13 perak, dan 15 perunggu.
2.4 Perbandingan
adalah memperjelas gagasan utama dengan memperbandingkan hal- hal yang
dibicarakan. Dalam hal ini penulus menunjukkan persamaan dan perbedaan antara
dua hal. Dengan memakai konjungsi tetapi, melainkan, apalagi.
Contoh:Walaupun jelas berbeda dalam bentuk dari segi dan
sudut manapun sudah jelas mangga dan kedondong itu berbeda, mangga memiliki
banyak serat ketika sudah matang, sedangkan kedondong memiliki serat yang
sedikit dan memiliki biji keras ketika sudah masak dan itu sangat berbeda
sekali, tetapi walaupun demikian mangga dan kedondong sangatlah baik untuk kita
konsumsi, karena sama-sama mengandung vitamin C.
2.5 Sebab
akibat adalah pengembangan yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang
menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Penalaran ini
digunakan untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya atau
sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnyaharus terungkap jelas dan
informasinya sesuai dengan jalan fikiran manusia.
Contoh: Kemarau tahun ini cuku panjang. Sebelumnya
pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Ditambah lagi
harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam
menggarap lahannya. Oleh karena itu, tida mengherankan panen di daerah ini selalu
gagal.
2.6 Akibat
sebab adalah pengembangan yang dimulai dengan fakta husus yang menjadi akibat,
kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Contoh: Hasil panen para petani hampir setiap musim tidak memuaskan.
Banyak tanaman mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman
yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Dan sistem pengairanpun tidak berjalan
sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan
para petani dalam pengolahan pertanian.
2.7 Metode
definisi luas adalah usaha untuk menerapkan dan menerangkan konsep istilah
tertentu sehingga memerlukan uraian yang panjang. Untuk itu perlu memperhatikan
klasifikasi konsep dan tidak boleh mengulang kata atau istilah yang
didefinisikan di dalam teks definisi itu sendiri.
Contoh: Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari
kata kerja bahasa Latin organizare yang berarti membentuk sebagian yang menjadi
keseluruhan yang saling bergantung dan terkoordinasi. Diantara para ahli
menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
2.8 Metode
alamiah/proses adalah jika isi penguraiannya berupa suatu proses tindakan atau
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Misalnya: proses kerja
suatu mesin, tentu sangat berbeda dengan proses peristiwa sejarah.
Contoh: Proses pembuatan tape adalah sebagai berikut: Mula – mula
disiapkan bahannya ketela yang sudah dikupas kulitnya. Kemudian, ketela itu
dicuci bersih dan ditiriskan. Setelah itu, tanak ketela yang sudah dipotong –
potong, jika sudah matang, angkat. Lalu didinginkan, setelah dingin campur
dengan ragi tape, setelah itu tunggu 3 hari dalam proses fermentasi tersebut.
2.9 Metode
gambar adalah dimaksudkan untuk menambah dan memperjelas pernyataan tertulis.
Gambar dicantumkan supaya pembaca mengetahui gambar yang harus dilihatnya.
Pengertian gambar disini meliputi tabel, grafik, diagram, model peta, gambar
tangan, gambar teknik, fotografi.
2.10 Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam
empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.
a. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini
melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke
bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengna
hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
Contoh sebuah paragaf deskriptif
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang
ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di
dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di
samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan
masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan obat-obatan. Pada
bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es
cendol.
b. Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini
menampilkan suatu objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya
dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris
Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar
yang kompleks. disamping itu terdapat dua puluh lima kios
penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata terjual dua puluh meter
untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang
masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
c. Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris.
Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat
membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya,
paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
Contoh paragraf argumentasi
Industrialisasi di negara kita mendorong mendorong didirikannya
berbagai macam pabrik yang memproduksi beraneka barang. Pabrik-pabrik itu
memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja, baik yang berasal dari
masyarakat di sekitar pabrik maupun dari daerah-daaerah lain. Dengan demikian,
adanya berbagai macam pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di
samping itu, beraneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah
meningkatkan ekspor non migas serta menghasilkan devisa bagi negara kita.
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh
sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia temukan dalam
novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh
paragraf naratif :
Siang itu ibu kelihatan benar-benar
marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku
tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu semua di gara-gara aku
menghilangkan barang kesayangan ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Paragraf/alinea
adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya
harus dimulai dengan garis baru.
b. Secara
umum paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari
kalimat
c. Syara-syarat
paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu kesatuan,
kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea.
d. Pembagian
paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu paragraf/alinea pengembang,
paragraf/alinea pembuka, dan paragraf/alinea penutup.
e. Paragraf/alinea
dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam atau
memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
f. Rangka
atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas.
g. Ada
empat macam cara untuk menempatkan kalimat topik atau kalimat pokok dalam
sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal paragraf/alinea, pada akhir
paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea, dan pada seluruh
paragraf/alinea.
h. Mengarang
itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik.
i. Pada
umumnya ada enam metode yang dugunakan untuk pengembangan alinea, yaitu
generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat sebab,
metode definisi, metode alamiah, dan metode bergambar.
j. Paragraf
menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif,
ekspositoris, argumentatif, dan naratif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin,
E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat
Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
2. Akhadiah,
Sabarti, dkk. 1993. Materi
Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan.
3. Finoza,
Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
Non Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.
4. Juanda,
Asep dan Kaka Rusdyanto . 2007. Intisari
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA kelas X, XI, XII. Bandung : CV.
Pustaka Setia.
5. Wardani,
I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik
Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan
Nasional.
Internet :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar