Rabu, 07 Januari 2015

Tugas Kelompok




Tugas Softskill
Bahasa Indonesia II
Universitas Gunadarma
“TATA BAHASA”

Kelompok       :       Annisa Fitri
                                Ira Nirmala
                                Nanda Dwi Cahyani
                                Tomy Prasetyo
Kelas               :       3EB22 – 2014/2015



TATA KALIMAT


A. Pengertian Tata Kalimat
Tata kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang baik dan benar dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

B. Ciri-ciri Tata Kalimat
Apakah tuturan yang kita hasilkan memenuhi syarat sebagai kalimat. Salah satu syaratnya adalah kelengkapan unsur kalimat, yaitu subjek, predikat, objek, keterangan, pelengkap.


1. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang mennjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa predikat.
Contoh:
a. Mahasiswa mengerjakan tugas makalah.
b. Meja direktur besar

2. Predikat
Prediket (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu, melakukan (tindakan) apa atau keadaan bagaimana subjek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S.
Predikat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa subjek. 
Contoh:
1. Mahasiswa menyusun skripsi.
2. Ibu sedang tidur siang.

3. Objek
Objek(O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P (Prediket). Letak objek (O) selalu dibelakang P. Objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek hanya terdapat pada kalimatyang predikatnya berupa kata kerja transitif.
Contoh:
a. Mahasiswa itu mengemukakan masalahnya.
b. Masalahnya dikemukakan oleh mahasiswa itu.

4. Pelengkap
Pelengkap (pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi prediket (P). Letak Peengkapl umumnya di belakang predikat yang berupa verba.Pelengkap tidak dapat menjadi subjek sebab tidak dapat dipasifkan.
Contoh:
a. Mereka belajar matematika dengan sungguh-sungguh
b. Banyak orsospol berlandaskan Pancasila.

5. Keterangan
Keterangan (ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur ket dapat berfungsi menerangkan S,P,O, dan Pel. Posisinya bersifat nama suka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Keterangan dalam kalimat yaitu keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyetara, simulatif, penyebaban dan kesalinagan. Posisi keterangan dapat berpindah-pindah di depan, tengah, atau akhir kalimat.
Contoh:
a. Mereka belajar di perpustakaan.(ket. Tempat)
b. Rustam sekarang sedang belajar (ket. Waktu)

Ruang Lingkup Sintaksis

A. Pengertian Sintaksis Menurut Para Ahli
W.M.Verhaar (1999:161)
            Verhaar mendefinisikan sistaksis sebagai ilmu yang membahas hubungan antar-kata dalam tuturan.Hubungan antar-kata tersebut meliputi satuan gramatikal yang meliputi frasa, klausa, dan kalimat.
Hari murti Kridalaksana (1982:154)
            Kridalaksana menyatakan bahwa sintaksi adalah: (1) pengaturan dan hubungan  antara kata dengan kata,dengan satuan-satuan  yang lebih besar, antara satuan yang lebih besar itu dalam bahasa; (2) Sub sistem bahasa yang mencakup hal tersebut; (3) Cabang linguistik yang mempelajari hal tersebut.
Rustam Rusmadji  (1993:2)
           Hampir sama dengan pakar sebelumnya, Rusmadji mengemukan definisi sintaksis sebagai subsistem tata bahasa yang mencakup kelas kata dan satuan-satuan yang lebih besar yaitu frasa,klausa,kalimat dan hubungan-hubungan diantara satuan-satuan sintaksis tersebut.
 Djoko Kentjono (1982:53)
Menurut Djoko Kentjono, sintaksis adalah ilmu yang berusaha menerangkan pola-pola yang mendasari satuan-satuan sintaksis serta bagian-bagian yang membentuk satuan-satuan tersebut.Selain itu, sintaksis juga membahas tentang alat-alat hubung untuk menghubungkan bagian pembentuk (konstituen) satuan sintaksis serta menunjukkan makna gramatikalnya.
          Gleason
            Sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu yang membicarakan seluk beluk wacana kalimat, klausa dan juga frase.
Robert (1964:1)
Sintaksis adalah bidang tata bahasa yang menelaah hubungan kata-kata dalam kalimat dan cara-cara menyusun kata-kata itu untuk membentuk sebuah kalimat.
Ramlan (1976:57)
Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat.
Fromkin dan Rodman
Sintaksis adalah bagian dari pengetahuan linguistik yang menelaah struktur kalimat.

      B. Ruang Lingkup Sintaksis Beserta Contoh
                 Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli seperti di atas,maka ruang lingkup sintaksis mencakup kata, frasa, klausa, dan kalimat. Intinya adalah semua komponen yang menelaah tentang struktur kalimat.
      1. Kata
            Kata dapat dikelompokkan menurut kategorinya, yaitu nomina, verba, adjektiva, adverbial, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina.Dalam konteks sintaksis, verba,nomina, dan adjektiva adalah kategori utama, sedangkan yang lain adalah kategori tambahannya.

      2. Frasa
 
            Pengisi fungsi sintaksis dapat berupa kata dan dapat berupa pula frasa.Sehingga ada jenis frasa yang berupa frasa nominal,frasa verbal, dan frasa adjektifal.Selain itu, ada juga frasa adverbial,frasa numeral, dan frasa preposisional.Dilihat dari hubungan kedua unsurnya dikenal adanya frasa koordinatif, dan frasa subordinatif. 
            Frasa nominal adalah kelompok kata yang sama-sama berdistribusi  kata benda (nomina).Contohnya dalam Bahasa Aceh seperti bajèe brôk, rumôh batee, pinto busoe,dll.Kategori ini merupakan pengisi fungsi subjek (S) dan objek (O).
            Frasa verbal adalah kelompok kata yang berdistribusi sama berupa  kata kerja (verba), Contohnyagohlom deuek, h’an trôk, gohlom geuwoe,ka leupah, ka matee, dll.Kategori ini merupakan pengisi fungsi predikat (P).
            Frasa adjektifal adalah kelompok kata yang berdistribusi sama berupa kata sifat (adjektifa).Contohnya ceudah that, caröng that,teungöh sakét, brȏk that,hana trép,dll.Kategori ini bertugas sebagai pengisi fungsi predikat (P) dan keterangan (ket.)
            Frasa numeral adalah kelompok kata yang memiliki distribusi sama kata bilangan (numeralia).Contohnya limöng neuk, dua ribèe, lhè jeungkai, dll.Frasa preposisional adalah kelompok kata yang berdistribusi kata depan .Contohnya di gampông, u kuta, ngön moto, dll. Terakhir ada frasa adverbial yang berfungsi sebagai pengisi fungsi sintaksis kategori kata keterangan.Contohnya seperti buno beungӧh, baroe supôt,dll.
Dilihat dari keutuhannya sebagai frasa, maka frasa terbagi menjadi:
A. Frasa Endosentrik
      frasa endosentrik adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frasa endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
Frasa endosentrik yang koordinatif, yaitu: frasa yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, biasanya sering dihubungkan dengan penghubung. Misalnya dalam Bahasa Aceh seperti mawa-abuwa, lakoe ngön binoe, haluwa atawa dôdôi.

Frasa endosentrik  yang atributif, yaitu frasa yang terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Sehingga unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan.Misalnya: Mano laôt,saka takengon,boh mamplam maméh.
 boh mamplam merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan maméh merupakan atributif atau sebagai pelengkap.
Frasa endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.Kedudukan kata dalam frasa ini dapat ditukarkan atau dibalik.Misalnya
Si ma’e, aneuk pak keuchiek, sép lagak ureuengjih.Atau Aneuk pak keuchiek, si Ma’e, sép lagak ureuengjih.
Dalam frasa Si Ma’e, aneuk Pak keuchiek secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur aneuk Pak keuchiek, sama dengan unsur lainnya, yaitu si Ma’e. Karena, unsur aneuk pak keuchiek dapat menggantikan unsur si Ma’e. Perhatikan jajaran berikut:
Si Ma’e, aneuk Pak keuchiek, sép lagak ureuengjih.
Si Ma’e, …., sép lagak ureuengjih
…., aneuk Pak keuchiek sép lagak ureungjih.
 
B. Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentrik ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya: Gobnyan geujak woe u gampȏng.
Frasa u gampông tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
Gobnyan geujak woe u….
 Gobnyan geujak woe….gampȏng
            Dilihat dari hubungan kedua unsurnya dikenal adanya frasa koordinatif, dan frasa subordinatif.Frasa koordinatif adalah frasa yang kedua unsurnya sederajat.Frasa koordinatif terbagi lagi menjadi:
      a. Frasa nominal koordinatif seperti dalam Bahasa Aceh, Glé neuheun, manok iték.
      bFrasa verbal koordinatif contohnya bloe peubloe.
      c. Frasa ajektival koordinatif,contohnya get brôk, tuha muda, ubiet rayek.     
            Sedangkan frasa subordinatif  adalah frasa yang kedudukan kedua unsurnya tidak sederajat, yang satu menjadi atasan dan yang lain menjadi bawahan.Frasa subordinatif terbagi lagi menjadi:
      a. Frasa nominal subordinatif seperti sidroe ureueng, sate kaméng, saboh teumpat.
      b.Frasa verbal contohnya seperti kaleuh pajôh bu, gohlom manô,teungöh piyôh hèk.
      c.Frasa adjektifal contohnya seperti jiôh that, hana tari,mangat that.
3. Klausa
            Klausa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang terikat oleh subjek dan predikat.
     Contoh : Gobnyan geujak
                        s           p
   Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa yaitu :
a. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
     Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur utama klausa, yaitu S dan P. Dalam klausa, S adalah unsur yang boleh tidak hadir, sedangkan P sebagai unsur inti klausa yang  selalu harus hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
1. Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir. Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P.
2. Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.Misalnya

Teungӧh geuceumeucop mak lam kama.
                 P                         S                    ket.

3. Klausa Tidak Lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja.
   Soe nyan? ureueng nyang peugӧt meusekatlon.
                                       S
Hoe adoekeuh? Ka dijak keumawé
                                    P
b. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan predikat.
Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
1.     Klausa Positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan  P. Contohnya,gobnyan tuha peuet bak gampȏng nyoe.
2.     Klausa Negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.Contohnya, gobnyan bukӧn tuha peuet gampông nyoe.
c. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi:
1.     Klausa Nominal ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
     Contoh: Maklon sidroe gurè bak sikula.         
1.     Klausa Verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
     Contoh: Ayahjih ka geuba u rumôh sakét.
1.     Klausa Adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.Contohnya aneuk ureuengnyan maméh that.
2.     Klausa Numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.Contohnya,aneuk cudalôn dua droe.
3.     Klausa Preposisional ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisional.Contohnya, mie di ateuh tika éh.
                                                          
d. Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat 
Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
1.     Klausa Bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut.Contohnya,  aneuk nyan badanjih leupi, tapih gakijih seu-uem.
2.     Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.Contohnya,semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
e. Klasifikasi klausa berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
1.     Klausa Atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.Contoh : Ketika paman datang, kami sedang belajar.
2.     Klausa Bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.Contoh : Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.

3. Kalimat
Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna minimal terdiri dari subjek dan predikat dan diakhiri oleh tanda baca.
Kalimat terbagi atas:
1.      Kalimat Tunggal
      Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal                                                   Susunan Pola Kalimat
Ayah  sakét.                                                                              S-P
Mak geupajôh bu.                                                                     S-P-O
Abuwa ka geujak u banda bunoe beungӧh                               S-P-O-K

Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.Misalnya: Pancuri ka jidrop. (kalimat tunggal)
Pancuri nyang  cue meueh nyan ka jidrop.(subjek pada kalimat pertama diperluas)
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya: Chiek teungöh geumagun.(kalimat tunggal I)
Mak teungöh geucang gulè.(kalimat tunggal II)
            Chiek teungӧh geumagun,seudangkan Mak teungöh geucang gulè.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
 
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
1.     a.      Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas.Misalnya: Si Nyak Jah that caröng ngӧn tarie lom.
2.     Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas.
3.     Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tapimalingkan. Misalnya:Jih hana kaya,tapi gasien jih.


Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
    Misalnya:       soalnyan  ka meuphom jih
                              P             S
bah beuet masalah seumayang ka meuphom jih
  anak kalimat pengganti subjek
 
b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya:       jih jipeugah lagèe nyan.
Jih jipeugah hana peng barosa
c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
     Misalnya:       Ayah geuwoe malam uroe.
                              S            P             K
Ayah geuwoe watèe kamoepajôh bue malam
                     anak kalimat pengganti keterangan
 
3) Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
 
3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat inti
            Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus  menjadi inti kalimat.
b. Kalimat luas
            Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c. Kalimat transformasi
         Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat  Inti, Luas, dan Transformasi
a. Kalimat Inti. Contoh: Si Aminah teungӧh sakét.
c. Kalimat transformasi.
i) Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas.Contohnya, Adoelôn teumo-mo muba-e baroe beungӧh.
ii) Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas.Contohnya, adoelôn teumo-mo muba-e ngӧn jimeurunéng jilakè komputer.
iii) Dengan perubahan kata urut kata. Contohnya, adoelôn ka jikliek.

4. Kalimat Mayor dan Minor
a. Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh:Ceceklôn na lam kama.
b. Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: iem!,pu peugah?
 
5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan tepat.
Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat     : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
6. Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
   

 
Referensi
Verhaar,J.W.M.1999.Asas-Asas Linguistik Umum.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kentjono,Djoko.1982.Dasar-Dasar Linguistik Umum.Jakarta: Fakultas Sastra Universitas             Indonesia
Ba’dulu, Abdul Muis. 2004. Morfosintaksis.Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul.2007.Kajian Bahasa.Jakarta: Rineka Cipta.
Samsuri.1985.Tata Kalimat Bahasa Indonesia.Jakarta: Sastra Hudaya.
Chaer, Abdul. 2009. (Pendekatan Sintaksis Bahasa Indonesia Proses).Jakarta: Rineka Cipta.
Irwan.(2011).Frase,Klausa,Kalimat.[online].Tersedia:http://irwansipetualang.blogspot.com/2011/10/frase-klausa-dan-kalimat.html  [4 Oktober 2012]
Widyartono, Didin.(2008).Frase,Klausa, dan Kalimat.[online]. Tersedia:http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/ [4 Oktober 2012]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar